Mitos Seputar Kanker Payudara
Hampir 70 persen penderita kanker payudara terdeteksi dalam kondisi parah atau stadium lanjut. Itulah mengapa kampanye pentingnya deteksi dini penyakit itu terus digalakkan untuk mempermudah penanganan.
Tapi, kampanye bukan tanpa kendala. Salah satu yang menjadi kendala penanganan kasus ini di Indonesia adalah faktor sosial kultur di masyarakat. Masih banyak yang percaya kepada pengobatan alternatif, tradisional, dukun, bahkan mitos keliru tentang kanker payudara.
Spesialis Bedah Onkologi dari RS Kanker Dharmais, Dr Sutjipto, Sp.B(K)ONK, mengatakan, kesadaran masyarakat mengenai penyakit ini memang masih rendah.
Itu terbukti dari hasil survei terhadap sejumlah wanita yang menerima penyuluhan mengenai kanker payudara dari Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta selama 2004-2005. Hampir 80 persen menyatakan belum mengerti pentingnya check up payudara. Hanya 10,5 persen yang menyadari perlunya check up payudara. Sisanya menjawab tidak tahu.
“Sebagian masyarakat masih percaya dengan mitos-mitos salah. Mereka lebih memilih menggunakan pengobatan herbal,” kata Sutjipto, di sela-sela seminar 'Pengenalan serta Deteksi Kanker Payudara', di Hotel Aryaduta, Jakarta
Informasi yang salah berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara. Agar tak terjebak dengan informasi yang salah, ketahui mitos dan fakta seputar penyakit ini:
1. Hanya menyerang wanita usia tua
Peneliti menyebut, 77 persen kasus kanker payudara muncul di usia lebih 50 tahun. Memang benar bahwa risiko kanker payudara meningkat seiring kedewasaan seseorang. Namun, kanker payudara dapat menyerang siapa saja di semua usia.
2. Makanan berlemak menjadi pemicu
Sejumlah penelitian tidak berhasil menemukan adanya hubungan langsung antara konsumsi makanan berlemak dan risiko kanker payudara. Yang terjadi adalah faktor kelebihan berat badan yang menjadi faktor risiko. Itulah mengapa perlu menghindari asupan lemak untuk menjaga berat badan ideal.
3. Penyakit keturunan
Setiap wanita berisiko mengidap kanker payudara. Sekitar 80 persen dari wanita yang terkena kanker payudara tidak memiliki riwayat kanker payudara dari keluarganya. Bertambahnya usia seiring bertambahnya usia organ tubuh merupakan pemacu risiko kanker payudara.
4. Deodoran memicu kanker
Tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa bahan aktif yang terdapat pada deodoran dapat memacu risiko kanker payudara. Hubungan antara kanker payudara dan deodoran tersebut merupakan informasi yang salah tentang anatomi dan kanker payudara.
Sumber : http://id.news.yahoo.com/viva/20101109/tls-mitos-seputar-kanker-payudara-34dae5e.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment