Masyarakat Diminta Waspadai Bakteri dalam Daging

Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bakteri dalam daging yang dijual di tempat terbuka.

"Seharusnya daging yang dijual tidak berada di ruang terbuka, karena bisa memicu bakteri mudah masuk ke dalam daging. Oleh karena itu, masyarakat harus selalu waspada," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Haris Sandono di Bantul, Yogyakarta,

Usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Piyungan, Bantul, ia mengatakan perlu ada semacam aquarium (ruangan berkaca) yang bisa menjaga daging tetap dingin dan terhindar dari lingkungan luar yang banyak bakteri.

"Suhu daging yang baik dan sehat semestinya berada dalam ruangan suhu empat derajat Celcius, namun kalau yang kami periksa antara 29-30 derajat Celcius atau sama seperti suhu luar ruangan," katanya.

Menurut dia, daging sapi merupakan daging yang berprotein tinggi, sehingga jika terkena bakteri, akan mudah rusak. Apalagi jika dijual di luar lingkungan yang bisa tercemar bakteri dari berbagai hal.

"Ada bakteri yang bisa mati ketika usai dimasak, namun ada juga yang tidak, misalnya staphylococcus yang racunnya tidak bisa hilang meski dimasak, bahkan racunnya bisa menyebabkan sakit kepala dan diare," katanya.

Oleh karena itu, dalam menjaga kualitas daging yang dijual di pasaran, diperlukan suatu ruangan kaca yang dingin atau yang disebut dengan stockist.

Ia mengatakan pihaknya menilai Pasar Piyungan, Bantul, masih jauh dari kriteria standar tempat penjualan daging. Sebab, meskipun penjual daging sudah dikelompokkan, namun tempat penjualannya masih di ruang terbuka.

"Saat ini baru dua pasar di DIY yang menyediakan ruangan itu, dan mendekati standar, yaitu di Pasar Lempuyangan dan Pasar Beringharjo, serta pasar-pasar modern.

Haris mengatakan sekalipun tidak berada di dalam ruangan, ada beberapa hal yang patut diperhatikan para pedagang daging, yaitu jangan dijual lebih dari sehari, sehingga disarankan kalau sisa, lebih baik diolah menjadi abon atau bakso.

"Selain itu, dalam menjual daging sapi yang benar adalah digantung, bukan diletakkan di ember. Sebab, kalau kebetulan daging gelonggongan, akan keluar airnya,"

Bakteri apa saja yang terdapat dalam daging sapi dan dapat menyebabkan penyakit karena makanan?

Escherichia coli dapat menghuni usus hewan, dan dapat mengkontaminasi daging saat pemotongan hewan. Organisme ini biasanya tidak membahayakan. Namun, ada strain yang langka, misalnya E. coli O157:H7, yang memproduksi racun dalam jumlah besar dan menyebabkan kerusakan parah pada dinding usus. Penyakit yang ditimbulkannya disebut

haemorrhagic colitis dan ditandai dengan diare berdarah. E. coli O157:H7 dapat dibunuh dengan mudah dengan pemasakan yang merata.

Salmonella kadang-kadang dapat ditemukan pada saluran usus ternak, unggas, anjing, kucing, dan banyak hewan lainnya. Saat pemotongan hewan, dagingnya mungkin terkontaminasi dan karena itu pendinginan diperlukan untuk mencegah perkembangbiakannya. Pembekuan tidak dapat membunuh mikroorganisme ini, tetapi pemasakan dengan merata dapat membasminya. Kontaminasi silang dapat terjadi apabila daging mentah dan/atau cairannya bersentuhan dengan makanan yang sudah dimasak atau makanan yang dimakan mentah, misalnya salad. Salmonella menyebabkan gastroenteritis (gangguan pencernaan), yakni diare.

Staphylococcus aureus ada pada kulit ternak, namun juga terbawa pada tangan manusia, saluran hidung, atau tenggorokan. Kebanyakan kasus penyakit karena makanan terjadi karena kontaminasi dari orang yang menangani makanan dan produksi racun tahan panas dalam makanan setelah perlakuan temperatur yang salah; Sosis yang tidak difermentasikan dengan benar sangat mungkin menyebabkan penyakit, terutama muntah-muntah akut yang diikuti diare. Praktik produksi yang baik ( Good Manufacturing Practices/GMP), penanganan makanan secara higienis dan pendinginan dapat mencegah penyakit karena makanan yang disebabkan oleh Staphylococcus .


Listeria monocytogenes ditemukan dalam usus dan susu hewan. Walaupun pemasakan dapat menghancurkan organisme ini, penanganan makanan dengan buruk dapat mengkontaminasi ulang produk yang sudah dimasak dan pertumbuhan dapat terjadi bahkan pada temperatur rendah. Produk-produk yang sudah dimasak dan siap dimakan seperti sosis dan potongan daging olahan ( luncheon meat ) tidak boleh disimpan terlalu lama dalam lemari pendingin. Perhatikan informasi mengenai penanganan yang benar seperti “Simpan di lemari pendingin” dan tanggal “Gunakan sebelum” pada label makanan.


0 komentar:

Post a Comment