Sasando, Alat Musik Unik Dari Indonesia yang Terlupakan


Alat musik Sasando by google.com
Alat musik Sasando
Jika harpa, piano, dan gitar plastis menjadi temuan paling bersejarah dan berarti dalam dunia musik, maka Sasando dari Pulau Rote layak mendapat penghargaan lebih. Alat musik tradisional masyarakat Rote ini telah ada sejak puluhan tahun lalu dan menghasilkan suara kombinasi dari tiga alat music, yaitu harpa, piano, dan gitar. Sasando bukan sekadar harpa, piano, atau gitar saja, tetapi gabungan tiga alat musik dalam satu ritme, melodi, dan bass. Jadi meskipun merupakan alat musik tradisional, universalitas Sasando berlaku menyeluruh.
Alat musik masyarakat Rote itu tergolong cordophone yang dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus. Resonator Sasando terbuat dari daun lontar yang bentuknya mirip wadah penampung air berlekuk-lekuk. Susunan notasinya bukan beraturan seperti alat musik pada umumnya melainkan memiliki notasi yang tidak beraturan dan tidak terlihat karena terbungkus resonator.
Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan bertugas memainkan accord. Sasando di tangan pemain ahlinya dapat menjadi harmoni yang unik. Sebab hanya dari satu alat musik, sebuah orkestra dapat diperdengarkan. Sayang, Sasando ibarat masterpiece maestro yang terpendam dan nyaris punah. Alat musik luar biasa itu terancam tinggal cerita manakala di tempat asalnya sendiri telah menjadi sesuatu yang asing. Sasando memang menyimpan banyak kisah haru. Alat musik ciptaan dua pendeta asal Pulau Rote itu kini hanya dapat dipetik oleh delapan orang yang menjadi generasi terakhirnya.
Jacko H.A. Bullan boleh jadi merupakan salah satu generasi terakhir pewaris Sasando Rote. Anak pertama dari dua bersaudara itu tergugah untuk sadar dan bertahan memperpanjang umur Sasando agar dapat terus mengalun di telinga generasi mendatang. Menurutnya, orang yang bisa memainkan Sasando saat ini tinggal delapan orang termasuk dirinya. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya telah berusia di atas 30 tahun dan di NTT sendiri saat ini sudah tak ada satu pun yang bisa memainkan Sasando.
Fakta pahit yang ada di lapangan menyatakan bahwa orang tua-orang tua yang demikian bangga memainkan Sasando dalam berbagai upacara adat, lengkap dengan topi tilangga, pakaian, dan tarian adat, sebagian besar telah meninggal dunia. Mereka tidak meninggalkan warisan berupa buku atau sekolah yang bisa memandu generasi muda menjadi penerusnya.
Di ibu kota, Jack membuka rumahnya bagi siapa pun yang ingin belajar Sasando. Namun, ia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa sebagian besar murid yang datang adalah justru warga negara asing. Jack mengatakan bahwa hampir 90 persen orang asing dari mulai Jepang hingga Australia yang menjadi muridnya. Ia menyayangkan bila suatu saat kelak bangsa Indonesia terpaksa harus belajar ke luar negeri untuk sekadar memetik Sasando.
Sementara itu, Direktur Promosi Luar Negeri, I Gde Pitana, mengatakan, Sasando merupakan salah satu hasil karya maestro seni tradisi yang potensial untuk “dijual” di dunia internasional. ”Semua orang yang mendengarkan musik Sasando hampir pasti tertarik,” katanya. Oleh karena itu, pihaknya kerap mengundang pemain Sasando untuk turut berpartisipasi dalam ajang “consumer selling” ke beberapa target pasar utama pariwisata Indonesia. ”Ini juga bagian untuk melestarikan Sasando dari ancaman kepunahan,” katanya. Dengan demikian Jacko H.A. Bullan tidak akan pernah menjadi generasi terakhir yang memetik dawai-dawai Sasando.

Fakta Utang Negara Rp 1733,64 Triliun

Berdasarkan data terakhir Kementerian Keuangan, total utang pemerintah Indonesia hingga Juli 2011 mencapai Rp 1.733,64 triliun. Bahkan, dalam kurun waktu sebulan, utang pemerintah naik Rp9,5 triliun dibanding Juni 2011 yang sebesar Rp 1.723,9 triliun.

Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar Rp 1.676,85 triliun, jumlah utang hingga Juli 2011 bertambah Rp56,79 triliun.

Gawat, Pemerintah Tak Hidupi Negara Ini Dengan Produktivitas, Tapi Dengan Menjual Aset Melalui Hutang



Rezim pemerintahan SBY-Boediono kian hari kian diragukan kualitas dan keberpihakannya pada rakyat. Rezim ini dinilai hanya pandai melakukan manipulasi dan pencitraan agar nampak baik di hadapan publik.

Salamuddin Daeng dari Instite Global Justice (IGJ), menyoroti dua manipulasi yang telah dilakukan rezim SBY-Boediono. Pertama, manipulasi keuangan Negara untk mengisi kantong kekuasaan, dan kedua, manipulasi indicator kesejahteraan dalam rangka pencitraan politik.

Manipulasi keuangan negara dilakukan dengan memperbesar keuangan pemerintah dengan cara mencetak surat hutang hingga mencapai USD 54,308 milyar (Rp 488,77 triliun). Selama 6 tahun terjadi peningkatan Surat Berharga Negara 156,40%. Inilah penyebab terjadi peningkatan devisa negara secara tajam , dimana 92,7% dari devisa USD 89,032 miliar pada Jan 2011, bersumber dari Surat Hutang.

Surat hutang tersebut digunakan untuk membiayai APBN (antara lain: gaji, stimulus keuangan dan perdagangan bagi PMA) dan membiayai impor,termasuk impor pangan yang marak dalam 6 tahun terakhir. Peningkatan APBN (2004-2010) terdapat peningkatan penerimaan Rp 452,27 triliun sebagian berasal dari penjualan surat berharga negara (Rp 488,77 triliun tsb diatas).

Pada saat yang sama penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA) mengalami penurunan. Jadi pemerintahan ini tidak menghidupkan negara dari produktivitas tapi dari menjual aset-aset negara melalui hutang.

Sementara pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dipasok dari sumber-sumber impor (16 komponen impor senilai 3,2 milyar USD). Akibat serangan produk-produk impor ini, maka pengangguran dan kemiskinan meningkat. Namun angka-angka kemiskinan dan pengangguran banyak yang dimanipulasi. Indikator orang miskin diturunkan, yang seharusnya 2USD/hr/kapita sesuai standar Bank Dunia, menjadi Rp 7.200.
Dalam sepuluh tahun terakhir, utang pemerintah berkembang pesat dari US$122,42 milyar pada tahun 2001 menjadi US$185,3 milyar pada tahun 2010. Selama periode tersebut utang negara bertambah US$ 61,88 milyar atau setara Rp 556,92 trilyun.

Dengan demikian selama sepuluh tahun terakhir pemerintahan 3 rezim; Gusdur, Megawati, dan SBY, negara tidak memiliki kemampuan mengurangi ketergantungan terhadap utang apalagi menghilangkannya. Justru utang negara meningkat 50,56% atau hampir setengah dari jumlah utang tahun 2001.

Pemerintahan SBY yang sudah memasuki dua periode jabatan, memiliki andil besar dalam menggelembungkan utang negara. Sejak tahun 2004 hingga 2010, utang negara bertambah US$45,42 milyar dollar atau sekitar Rp 408,78 trilyun. Jadi dari 50,56% peningkatan utang negara sejak 2001, pemerintahan SBY menyumbangkan peningkatan utang sebesar 37,10%. Jika dihitung sejak tahun 1970 dengan jumlah utang pemerintah pada saat itu mencapai US$2,77 milyar, maka utang negara selama 40 tahun terakhir bertambah sebesar 6.589,53%.

Utang pemerintah tersebut terdiri atas utang luar negeri dan utang dalam negeri. Utang dalam negeri merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut pinjaman pemerintah dalam bentuk surat utang atau obligasi. Perkembangan utang pemerintah terutama sejak masuknya IMF pada era reformasi meningkat drastis. Peningkatan tersebut didorong oleh biaya BLBI dan paket rekapitalisasi perbankan yang menelan biaya pokok Rp 650 trilyun. Biaya ini atas perintah IMF diaktuaisasikan pemerintah dalam bentuk Surat Utang Negara atau disebut juga obligasi rekap.

Selanjutnya, pemerintah menjadikan instrumen surat utang untuk mendanai APBN. Sehingga jika sebelumnya pemerintah hanya mengandalkan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan APBN, maka penjualan surat utang negara pun menjadi andalan utama pemerintah dalam berutang. Sebagai negara yang kaya sumber daya manusia dan sumber daya alam, dengan letak yang sangat strategis, menjadi sangat ironis negara ini hidupnya bergantung pada utang. Pertanyaan bagi kita; kemana potensi sumber daya manusia Indonesia? Kemana potensi sumber daya alam yang melimpah perginya? Tentu ada yang salah dengan sistem ekonomi dan ideologi yang diterapkan di negeri kita. Inilah yang harus direnungkan dan dipecahkan.

Berapa Cicilan Pokok dan Bunga Utang Negara dalam APBN?

Jumlah utang pemerintah Indonesia pada saat ini mencapai Rp1.733,64 trilyun. Jumlah yang tidak sedikit yang bila dibebankan kepada 237,556 juta penduduk Indonesia maka setiap warga negara harus memikul utang negara sebesar Rp7,5 juta. Jika jumlah utang negara kita sudah sangat besar maka berapakah beban cicilan pokok dan bunga utang pemerintah yang harus dibayar rakyat dalam APBN?

Berdasarkan data dari Buku Saku Perkembangan Utang Negara Edisi Oktober 2010, dalam APBN-P 2010 jumlah keseluruhan cicilan utang pemerintah mencapai angka Rp230,33 trilyun. Cicilan tersebut terdiri atas cicilan pokok sebesar Rp124,68 trilyun dan cicilan bunga Rp105,65 trilyun. Proporsi anggaran pembayaran utang mencapai 23,21% dari Rp992,4 trilyun penerimaan APBN dimana hampir setengahnya atau 45,87% adalah pembayaran bunga utang pemerintah. Akibat besarnya jumlah cicilan utang, APBN pun mengalami defisit sangat besar, yakni Rp133,75 trilyun.

Tren Cicilan Utang
Sejak tahun 2000, tren cicilan utang pemerintah meningkat . Dari Rp57,69 trilyun pada tahun 2000 menjadi Rp230,33 trilyun di 2010. Tingkat cicilan utang negara tahun ini meroket hampir 4 kali lipat cicilan utang pemerintah tahun 2000. Hanya pada tahun 2003 cicilan utang turun jumlahnya dari cicilan tahun 2002, dan tahun 2005 dari tahun 2004. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2000, tren cicilan utang tidak mengalami penurunan sama sekali.

Selama 11 tahun terakhir, negara telah membayar utang sebesar Rp1.596,1 trilyun dan 54% di antaranya atau sekitar Rp864,67 trilyun adalah untuk membayar bunga utang yang jatuh tempo. Jumlah keseluruhan pembayaran utang pemerintah tersebut lebih dari 7,8 kali penerimaan APBN 2000, 4,7 kali penerimaan APBN 2003, 2,5 kali penerimaan APBN 2006, dan 1,6 kali penerimaan APBN 2010. Jumlah ini juga hampir menyamai jumlah utang negara tahun ini Rp1.667,7 trilyun. Sedangkan total pembayaran bunga utang pemerintah lebih besar dari anggaran penerimaan pajak tahun ini Rp743,3 trilyun.

Meski Indonesia telah membayar utang sebesar Rp1.667,7 trilyun selama 11 tahun terakhir, utang Indonesia tidak turun justru membengkak dari jumlah utang pada tahun 2000 yakni Rp1.235 trilyun. Bahkan jika dibandingkan jumlah utang pemerintah tahun 1998 sebesar Rp553 trilyun, jumlah utang pemerintah Indonesia tahun ini bertambah 3 kali lipat sejak krisis moneter.

Dan jika mencermati dan membaca secara menyeluruh Perkembangan Utang Negara , maka akan menemukan pesan-pesan politis, dari perubahan angka tahunan hingga menggunakan perbandingan data-data IMF yang tidak menyeluruh. Masyarakat diberi opini harus mendukung kebijakan utang pemerintah yang akan terus meningkat. Memberi legitimasi pemerintah menerbitkan surat utang negara dalam bentuk Valas masing-masing sebesar 1 miliar dollar dengan bunga 10.5% serta 2 miliar dollar dengan bunga 11.75% yang dijual di New York Exchange dan sejumlah negara asing sejak 2008 silam. Sangatlah berlebihan bagi pemerintah untuk memberi penghasilan besar dari surat utang negara di luar negeri yang mana di negara tersebut hanya menawarkan bunga deposito rata-rata dibawah 4% per tahun. Tapi, dengan sangat “bijak” atau sangat pro terhadap kepentingan asing, pemerintah menerbitkan surat utang senilai 3 miliar dollar dengan bunga diatas 10%.

Disisi lain, kebijakan untuk berani mengatakan tidak pada utang najis (odious debt) masih tidak menjadi perhatian pemerintah. Padahal, pemerintahan Argentina telah melakukan pengurangan utang najis disisi lain Bolivia meminta penghapusan utang yang selama ini dijerat oleh IMF cs seperti Word Bank dan kreditor-kreditor yang masuk dalam Paris Club. Pemerintah kita masih begitu gentol meningkatkan terus komitmen utang luar negeri padahal banyak komitmen yang terbelengkai dengan kerugian triliunan rupiah seperti yang dilaporkan Wakil Ketua KPK Haryono Umar.

Lalu rencana pemerintah melakukan pembelian pesawat khusus kepresidenan Indonesia. anggarannya bukan diperoleh dari anggaran lebih dari APBN, tetapi rupanya diperoleh dari utang berbentuk Promissory Notes. Dengan demikian, pembelian pesawat khusus kepresidenan Indonesia dengan utang sangat membebani semua rakyat Indonesia, sebab, uang untuk pembelian pesawat ini makin membuat hutang luar negeri Indonesia bertumpuk tumpuk kian menumpuk.

Miris jika membaca uraian ini, ingat dulu Belanda menjajahkita selama 350 tahun sampai sampai negara mereka bisa membayar hutang, membangun negaranya dengan megah hanya dengan menyedot rempah2 yang kita miliki belum termasuk minyak dan emas. Tapi sekarang pengelolaan SDA kita yang melimpah di kelola pihak asing. jika kita mengelolanya sendiri dengan benar dan tepat, hutang bisa dibayar dan malah kita bisa menjadi negara termakmur.

Oh Indonesia-ku…


Sumber :
Direkrorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2010. Perkembangan Utang Negara (Utang Luar negeri dan Surat Berharga Negara) Edisi Oktober 2010.

http://forum.kompas.com/nasional/35417-wajib-baca-hutang-negara-ri.html

http://nusantaranews.wordpress.com/2009/06/18/fakta-utang-negara-rp-1700-t-1-naik-rp-3-9-triliun-utang-per-minggu/

Forbidden City dan Kisah Sang Kaisar Terakhir Pu Yi

 

Begitu memasuki pintu gerbang 'Forbidden City', di pusat kota Beijing, China, para turis boleh jadi langsung teringat film 'The Last Emperor'. Maklum saja, salah satu film yang sukses meraih sejumlah penghargaan Oscar itu mengambil latar kota bekas tempat tinggal kaisar China itu. 

Benak saya langsung teringat kisah sang Kaisar Terakhir Pu Yi yang masih kanak-kanak. 
Saya bisa membayangkan bagaimana seorang anak yang masih sangat kecil harus mengalami berbagai intrik politik di sekitarnya. "Kaisar Pu Yi masih sangat kecil saat dinobatkan sebagai kaisar," Seperti layaknya raja, Pu Yi yang lahir pada tahun 1906 diperlakukan sangat-sangat luar biasa. 
Ayah Pu Yi adalah Pangeran Chun yang merupakan adik Kaisar Kuang. 
Semua orang yang ada di sekelilingnya berlaku sangat ingin menyenangkan sang kaisar. 
Tak heran jika Pu Yi tumbuh menjadi remaja yang manja dan mau enaknya sendiri.

Kaisar Pu Yi (7 Februari 1906 - 17 Oktober 1967)

The Last Emperor Kaisar Pu Yi menikah dengan Permaisuri Gobula Wan Rong atas saran dari Imperial Dowager Concubine Duan-Kang. Kemudian, antara tahun 1934 dan 1945, dia menjadi Kangde Emperor dari Manchukuo (sekarang China). Pu Yi terkenal luas sebagai 'the last emperor'. Nama klan-nya yaitu Aisin-Gioro jarang digunakan. 

Dia sering menggunakan nama Inggrisnya yaitu "Henry", nama yang dipilihkan oleh guru bahasa Inggris-nya, Scotsman Reginald Johnston. Walaupun nama Henry sering digunakan Pu Yi dalam berkomunikasi dengan bangsa barat antara tahun 1920 dan 1932, namun jarang disebut atau tidak pernah diketahui oleh publik di China sendiri. Pu Yi, Kaisar China terakhir tidak pernah hidup seperti rakyat biasa, walaupun setelah digulingkan dari kekaisarannya. 

Dia tetap tinggal di Forbidden City sampai tahun 1924 ketika panglima perang Feng Yuxiang melakukan kudeta yang memaksa Pu Yi untuk tinggal di mansion ayahnya beserta permaisuri, selir dan para pengurus Istana-nya. Ketika Pu Yi berumur 16, diputuskan oleh kerajaan untuk saatnya menikah. Penasehatnya menunjukan beberapa foto para gadis untuk dipilih oleh Pu Yi. 

Dia memilih seorang gadis berumur 13 tahun bernama Wen Hsiu, namun penasehatnya berpendapat Wen Hsiu tidak terlalu cantik untuk menjadi permaisuri atau Ratu. 
Mereka memilihkan Pu Yi seorang gadis lain yang lebih cantik dari keluarga kaya bernama Wan Jung atau Elizabeth. Dan karena Pu Yi juga menyukai Wen Hsiu, Wen Hsiu menjadi selir Pu Yi. Sebelum Pu Yi dan pengikutnya di usir keluar dari Forbidden City, para Manchurian berharap bangsa barat dapat menolong mereka untuk menyelamatkan kerajaan. Mereka berpikir dengan menjalin hubungan dengan bangsa barat dapat memulihkan kekuasaan kerajaan. Oleh karenanya Pu Yi harus belajar bahasa Inggris. 

Di umur 13 tahun, Pu Yi mulai belajar bahasa Inggris, gurunya bernama Reginald Jonhston, pejabat senior di kantor kolonial British. Johnston bukan sekedar guru bagi Pu Yi, Johnston banyak memberikan pengaruh pada Pu Yi. Di bawah didikannya, Pu Yi menjadi senang dengan segala sesatu dari barat. Pu Yi meminta Johsnton memilihkan nama barat untuknya. Dari seluruh nama raja-raja Inggris yang diberikan Johnston, Pu Yi memilih nama "Henry". Johnston jugalah orang pertama yang merasa Pu Yi harus menggunakan kaca mata. Namun para penasehat Pu Yi berpikir kaca mata terlalu kebarat-baratan untuk Pu Yi. Kaca mata inilah yang akhirnya menjadi ciri khas Pu Yi sampai akhir hidupnya. 

Kerajaan Manchukuo (China) 
Tentara Jepang meng-invansi Manchuria pada tahun 1931. Tahun berikutnya, mereka menawarkan Pu Yi untuk masuk ke area Manchuria. Pu Yi sedari awal sudah ditawarkan perlindungan dari Jepang, Pu Yi tinggal di kedutaan Jepang di Peking dan kemudian sempat tinggal di Tientsin daerah pesisir China. Pu Yi kemudian menjadi rejen dari negara independen Manchukuo di tahun 1932. Dua tahun kemudian, dia akan diangkat menjadi kaisar. Pada kenyataannya, dia hanyalah kaisar boneka Jepang, segala sesuatu harus diputuskan oleh Jepang, termasuk kehidupan pribadinya. 

Jepang menekan Pu Yi untuk menikahi wanita Jepang, namun ia malah menikah dengan wanita Manchu Yu-ling. Enam tahun setelah pernikahan, Yu-ling meninggal setelah seorang dokter Jepang memberinya obat ketika ia sakit. 

Pu Yi diminta kembali oleh Jepang untuk menikah. Pu Yi kemudian menikahi wanita Manchuria bernama Li Yuqin yang sedang belajar di sekolah Jepang. Manchuria menjadi tempat latihan militer Jepang pada perang dunia kedua. Pada akhir masa perang, tentara Soviet meng-invasi Manchuria, Pu Yi dan pengikut istana nya terpaksa harus mengungsi lagi. Soviet berkata akan memindahkan Pu Yi dan delapan pengikutnya untuk pindah ke Jepang. 

Pu Yi tidak memilih satu pun dari istrinya untuk ikut bersamanya, dia bahkan memilih pergi bersama saudara laki-lakinya, 3 keponakan, dua kakak ipar laki-laki, seorang dokter dan seorang pelayan. Alih-alih membawa Pu Yi ke Jepang, Soviet malah mebawa Pu Yi ke USSR dan dimasukan ke rumah tahanan. 

Pada tahun 1946, Pu Yi disuruh bersaksi atas aksi kekejaman militer Jepang di Manchukuo. Pu Yi berkata bahwa ia hanyalah kaisar boneka Jepang. 

Re-edukasi dan reformasi 
Tidak sampai tahun 1950 akhrinya Pu Yi kembali ke China. Segera setelah ia kembali, dia dikirim ke kamp pejara untuk untuk re-edukasi. Sebagai tanda keseriusannya untuk re-edukasi, Pu Yi merelakan 'imperial seal' yang sangat berharga miliknya dan selalu dibawa kemanapun ia pergi. 

Dia tinggal di kamp selama 9 tahun, hanya dibebaskan pada tahun 1959, setelah mendapatkan pengampunan dari Mao Zedong. Setelah masuk umur 50 tahun-an Pu Yi tinggal di rumah ayahnya. Dia diperintahkan untuk bekerja sebagai tukang kebun di Akademi Institut Ilmu Botani. Pada tahun 1962 dia menikahi Li Shuxian, seorang suster dari rumah sakit kecil di Beijing. Dia menjadi member Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC) dari tahun 1964 sampai akhir hidupnya tahun 1967. 

Transformasi dari seorang raja sampai menjadi penduduk sipil biasa telah selesai. 

Kekuasaan Pu Yi sebagai Kaisar Dinasti Qing digulingkan oleh pemerintah republik. Memang saat Pu Yi berkuasa, China sedang bergerak dari bentuk monarki ke republik. "Saat suhu politik semakin memanas, Kaisar Pu Yi terpaksa harus keluar dari Istananya yang luar biasa megah untuk mencari perlindungan. 

Saat di pengungsian inilah, Pu Yi semakin sadar mengenai politik yang ternyata luar biasa kejam," Semakin lama, nasib Fu Yi dan keluarganya semakin tidak pasti. Beberapa kali, keluarga kerajaan terancam terkena hukuman mati. Namun beruntung, sanak saudara dan pengikut Pu Yi masih setia dan melayani Sang Kaisar. 

Namun situasi berubah drastis. Keluarga Pu Yi ditahan dan diperlakukan sama dengan semua tahanan Soviet. Pu Yi yang terbiasa hidup penuh pelayanan harus hidup mandiri dan melakukan semua hal sendiri. Tentu saja itu bukan hal mudah untuk seorang Pu Yi. Namun Pu Yi justru bisa belajar banyak hal saat berada di dalam tahanan ini. Sang Kaisar bisa mengetahui mana kawan dan lawan sejati. Pu Yi juga bisa mengejar berbagai ketertinggalan akibat 'hidup penuh dilayani' selama ini. "Pu Yi berada di tahanan sampai dia menerima rehabilitasi pada tahun 1959 dan diberikan hak sebagai warga sipil pada 20 November 1960 dan menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa," kata Rose. 

Pu Yi meninggal dunia pada 17 Oktober 1967. 

Namun apa yang menyebabkan Sang Kaisar Terakhir itu meninggal tidak pernah diumumkan. Hingga kini keluarga kerajaan yang keluar dari 'Forbidden City' tidak pernah diketahui rimbanya. Termasuk saudara laki-laki Pu Yi. Pu Yi tidak memiliki anak baik dari istri permaisuri maupun selirnya. 

Sisa-sisa kejayaan kekaisaran China masih sangat terasa di bangunan yang menempati luas tanah sekitar 72 hektar ini. Wisatawan dijamin pegal-pegal setelah menyusuri bangunan seluas 150 ribu meter persegi itu. 

Bagaimana tidak, di dalam kompleks yang dulunya pernah ditinggali oleh 24 kaisar dan keluarga dari Dinasti Ming dan Dinasti Qing itu terdapat 90 istana dan halaman. 
Belum lagi 980 gedung dan 8.704 kamar. 

Woooowwww.....!   




Pada tahun 1961, Forbidden City terdaftar sebagai salah satu monumen bersejarah penting di bawah pelestarian khusus oleh pemerintah pusat Cina dan, pada tahun 1987, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. 
Museum Istana adalah rumah harta peninggalan budaya dan sejarah Cina. Hal ini diakui sebagai salah satu dari lima istana yang paling penting di dunia (empat lainnya adalah Istana Versailles di Perancis, Istana Buckingham di Inggris, Gedung Putih di Amerika Serikat dan Kremlin di Rusia). 

Forbidden City, terletak di jantung kota Beijing, merupakan rumah bagi 24 kaisar dari Dinasti Ming (1368-1644) sampai Dinasti Qing (1644-1911) . Pembangunan istana besar dimulai pada tahun keempat Kaisar Yongle dari Dinasti Ming (1406), dan berakhir pada 1420. Pada zaman kuno, kaisar diklaim sebagai putra Langit, dan karena itu Surga tertinggi kekuasaan pun diberikan kepadanya. 
Tempat tinggal kaisar dibangun sebagaimana dianggap seperti tinggal di surga. 

Dan jelas sekali tempat tinggal itu dilarang untuk orang-orang biasa dan itulah sebabnya diberi nama Forbidden City. 

Forbidden City meliputi area seluas sekitar 72 hektar (178 hektar) dengan total luas lantai sekitar 150.000 meter persegi (1.600.000 kaki persegi). Terdiri dari 90 istana dan halaman, 980 bangunan dan 8.704 kamar. 

Untuk mewakili kekuasaan tertinggi kaisar maka tempat kaisar tinggal menjadi pusat dunia, semua gerbang, istana dan struktur lain dari Forbidden City diatur mengikuti sumbu utara-selatan pusat Beijing. 

Untuk keamanannya, Forbidden City dilindungi oleh 10 meter tembok kokoh, yang memiliki keliling 3, 430 meter. Pada setiap sudut Forbidden City, ada sebuah menara pengawas berdiri megah, yang dijaga ketat setiap saat. 

Sekitar kota ada parit sebagai garis pertahanan pertama. Kebanyakan para turis memasuki Forbidden City melalui Tian'anmen, 
Gerbang Kedamaian Surgawi. Melalui gerbang, di sebuah persegi bata-diaspal luas, para pelancong akan mencapai pintu masuk utama ke istana, Meridian Gate (Wumen dalam bahasa Cina). 

Gerbang Meridian adalah tempat di mana Kaisar mengumumkan kalender lunar baru pada musim dingin solstice. Masuk melalui Gerbang Meridian, dan pergi melintasi Jembatan Emas Streaming, maka pengunjung akan tiba di pelataran luar. 
Pelataran luar terdiri dari tiga bangunan utama, Aula Agung Harmony (Taihedian), Aula Tengah 

Harmony (Zhonghedian) dan Aula Melestarikan Harmony (Baohedian). 
Ini aula di mana kaisar menghadiri upacara agung dan melakukan urusan negara. Ruang pertama yang menunggu dikunjungi adalah Aula Keselarasan Tertinggi, struktur yang paling penting dan terbesar di Forbidden City. 

Aula Agung Harmony Hall Tengah Harmony (Zhonghedian), tempat peristirahatan kaisar sebelum memimpin acara besar yang diadakan di Aula Agung Harmony. 

Kaisar akan berlatih pidato dan presentasi di sini sebelum berangkat ke Kuil Surga untuk ritual pengorbanan. Ruang terakhir adalah Aula Harmony 

Melestarikan digunakan untuk perjamuan dan kemudian untuk ujian kekaisaran. Ada beberapa sisi kebun dengan ruang menarik untuk dijelajahi. 

Keluar dari Aula Harmony Melestarikan, akan terlihat sebuah blok besar marmer yang diukir dengan awan dan desain naga. 

Selanjutnya : Pengadilan batin adalah terdiri dari tiga struktur utama di belakang Forbidden City, yaitu Istana Kedamaian Surgawi (Qianqinggong), Istana Persatuan dan Perdamaian (Jiaotaidian) dan Istana Tranquility Terestrial (Kunninggong). 

Selain tiga bangunan utama ada enam istana timur dan enam istana barat, di mana kaisar digunakan untuk menangani urusan sehari-hari, dan yang merupakan tempat tinggal kaisar, permaisuri, para selir, dan keluarga kekaisaran lainnya. 

Istana yang telah diubah menjadi ruang pameran, di mana satu set koleksi spektakuler dari kekaisaran ditampilkan. Struktur pertama dalam pelataran dalam adalah Istana Kedamaian Surgawi, tempat kaisar 'tidur. 

Di balik itu adalah Istana Persatuan dan Perdamaian, di mana segel kekaisaran disimpan. Ruang ketiga adalah Aula Tranquility Terestrial, ruangan pernikahan kaisar '. Keluar dan pergi lebih jauh ke utara, wisatawan akan menemukan Taman Kekaisaran. 

Taman ini menawarkan perubahan estetika dari kompleks bangunan merah dan abu-abu untuk warna-warni dan suasana mewah. 
Di sisi kiri pelataran dalam, wisatawan akan menemukan Budidaya Aula Mental (Yangxindian), bangunan paling penting kecuali Aula Agung Harmony. 
Istana-istana di sisi timur dan barat, tempat tinggal mantan selir telah diubah menjadi ruang pameran. 


Mau tahu tarif masuk ke Forbidden City ?

Biaya : CNY 40 (1 November - 31 Maret) CNY 60 (1 April - 31 Oktober) 

Jam Buka: 8:30-16:20 (16 Oktober - 15 April.) 

8:30-17:00 (16 April - 15 Oktober) 

Rekomendasi Waktu untuk Kunjungan: 3-4 jam



Jadi pingin ke Beijing. Lancong lancong yuuukks...


Maurice Bucaille, Meneliti Mumi Fir'aun dan Memutuskan untuk Masuk Islam

Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir. Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah.

Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis. Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille.

Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.

Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya.

Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.

Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet.

Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut?

Prof. Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis.

Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''. Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil.

Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat.

Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya.

Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu.

Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun. Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu.

Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?''

Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama). Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''.

Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

Berikrar Islam
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin.

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.

Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: ''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''.

Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran.

Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia.

Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan.


sumber :http://www.kisahmuallaf.com/2011/05/maurice-bucaille-meneliti-mumi-firaun.html