Efek Samping Menggunakan Komputer




Gejalanya adalah iritasi yaitu mata merah, perih, berair atau terasa kering.

Jika Anda termasuk pekerja yang menggunakan komputer lebih dari dua jam sehari, hati-hati dengan computer vision syndrome (CVS). Sindroma ini adalah keluhan mata dan penglihatan akibat bekerja menggunakan komputer terlalu lama. Akibatnya, produktivitas Anda dalam bekerja bisa menurun.

Gejala seseorang terkena CVS adalah iritasi yaitu mata merah, perih, berair atau terasa kering. Selain itu, mata terasa lelah, kelopak mata atau dahi terasa berat. Penyebabnya adalah frekuensi berkedip yang menurun akibat menggunakan komputer dalam waktu lama. Serta, posisi komputer serta pengaturan cahaya yang salah.

Sindroma ini juga sering disertai rasa sakit kepala atau migrain. Jika saat bekerja, Anda mengalami hal ini sebaiknya beristirahatlah selama sekitar 10 hingga 15 menit. Alihkan pandangan dari monitor setiap 15 menit dengan melihat objek yang jauh kira-kira 10 detik.

Anda juga bisa melakukan variasi kegiatan untuk menghindari melihat layar komputer terus menerus, seperti berjalan-jalan di sekitar kantor, atau mengobrol dengan teman.

Istirahatkan mata Anda setiap satu jam bekerja di depan komputer, agar terhindar dari CVS. Selain itu, atur juga pencahayaan di sekitar Anda. Jangan terlalu terang dan hindari pantulan sinar pada layar komputer.

Posisi duduk juga sangat penting agar Anda terhindar dari CVS. Gunakan kursi yang dapat diatur posisi serta sandarannya. Sebaiknya, duduk tegak (90 derajat) dengan posisi keyboard sedikit lebih rendah dari siku lengan (100 derajat).

Layar komputer sebaiknya berjarak 50 hingga 75 cm dari mata (lebih jauh dari jarak baca). Atur layar dengan sedikit miring ke belakang 5 hingga 20 derajat dari posisi tegak dan bagian atas layar komputer sejajar atau lebih rendah dari ketinggian horizontal mata.


Sumber : http://teknologi.vivanews.com/news/read/147228-efek_samping_menggunakan_komputer

Kebiasaan Buruk Yang Membuat Gigi Berlubang



Sejak masih kecil Anda tentu telah diajarkan untuk menggosok gigi sedikitnya dua kali sehari. Setelah dewasa, kebiasaan ini masih harus ditambah dengan flossing. Sayangnya, tidak semua orang melakukan apa yang disarankan oleh dokter ini. Padahal kalau Anda sudah gosok gigi dan flossing pun, masih ada kebiasaan lain yang memengaruhi kesehatan gigi.

Menurut Annalisa Somers, dokter gigi yang berpraktik di Austin, Texas, kebanyakan orang bahkan tidak sadar bahwa kebiasaan yang mereka lakukan itu bisa menciderai gigi. Adakah satu dari lima kebiasaan ini yang sering Anda lakukan?

Makan terlalu lambat, atau terlalu sering
Anda memang harus mengunyah makanan dengan seksama, agar makanan lebih mudah dicerna dan Anda cenderung tidak makan terlalu banyak. Tetapi, sebaiknya perhatikan juga frekuensi Anda makan, karena hal ini bisa memengaruhi kesehatan gigi Anda. Setelah makan, plak pada gigi akan melepaskan asam yang menyerang gigi, sehingga bila Anda terus saja ngemil sepanjang hari, serangan asam itu akan terjadi lagi. Akibatnya, gigi Anda bisa berlubang.

"Misalnya Anda punya sekantong permen atau cokelat. Anda memakan satu sekarang, satu dalam 30 menit berikutnya, satu dalam satu jam. Ini akan lebih memperburuk gigi Anda daripada jika Anda duduk dan makan sekantong penuh dalam sekali makan," kata Somers.

Hal yang sama terjadi jika Anda makan terlalu lama. Gigi Anda akan dibombardir dengan partikel makanan, sedangkan mulut Anda tidak punya kesempatan untuk melawan bakteri.

Menggeretakkan gigi
"Banyak perempuan yang menggeretakkan gigi, dan mereka tidak sadar telah melakukannya, karena itu terjadi saat mereka tidur," papar Somers.

Mengetuk-ngetukkan gigi Anda ketika sedang stres juga bisa menyebabkan kerusakan. Menurut Somers, menggeretakkan dan mengetukkan gigi bisa membuat gigi aus secara prematur, atau kemungkinan lain gigi bakal cuil. Kalau Anda sering merasa pusing, atau rahang terasa sakit, itulah tanda-tanda bahwa gigi Anda bermasalah.

Tidak memeriksakan gigi ke dokter, terutama ketika ingin hamil
American Dental Association menyarankan agar kita rutin memeriksakan gigi kita dua kali setahun. Bila Anda tidak mengontrol gigi ke dokter, gigi akan tumbuh plak, sementara masalah kecil bisa berubah jadi besar. Salah satu waktu terpenting untuk mengunjungi dokter gigi adalah ketika Anda sedang membuat program hamil. Waspada dengan kondisi seperti gingivitis (radang gusi) yang akan menyerang ketika Anda hamil.

Membiarkan mulut jadi kering
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diuretik, antihistamin, decongestant, dan pereda nyeri, bisa menyebabkan mulut kering. Semakin banyak Anda mengonsumsi obat-obatan ini, semakin kering mulut Anda. Padahal, jika tidak ada cukup air liur untuk membasahi mulut dan menetralisasi asam, gigi Anda akan cenderung berlubang.

Hal lain yang bikin mulut kering adalah sindrom Sjogren, penyakit autoimun yang memengaruhi 4 juta orang di dunia (90 persen di antaranya perempuan, dan pasien asma yang menggunakan inhaler). Jika Anda mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan mulut kering atau mengidap Sindrom Sjogren, risiko gigi rusak akan meningkat. Gosoklah gigi lebih sering, hindari makanan manis, dan minum banyak air putih.

Menyeruput minuman bersoda
Pada dasarnya, minuman bersoda adalah permen dalam bentuk cair. Kandungan gula dan asamnya bisa menyebabkan erosi dan gigi berlubang. Menurut Somers, boleh-boleh saja sih minum minuman bersoda sesekali. Namun perhatikan dulu cara minumnya.

Untuk mencegah kerusakan gigi akibat soda, jangan menyesapnya sepanjang hari. Minumlah dalam sekali minum sampai habis, atau bersamaan dengan waktu makan. "Menyeruput soda itu seperti memandikan gigi Anda dengan gula sepanjang hari," katanya.

Cara lain untuk minum soda (atau minuman yang mengandung gula lainnya) adalah dengan sedotan, sehingga gigi Anda tidak terekspos soda.


Sumber : http://sekarangsayatau.blogspot.com/2010/10/5-kebiasaan-buruk-yang-bikin-gigi.html

Mitos Seputar Kanker Payudara



Hampir 70 persen penderita kanker payudara terdeteksi dalam kondisi parah atau stadium lanjut. Itulah mengapa kampanye pentingnya deteksi dini penyakit itu terus digalakkan untuk mempermudah penanganan.

Tapi, kampanye bukan tanpa kendala. Salah satu yang menjadi kendala penanganan kasus ini di Indonesia adalah faktor sosial kultur di masyarakat. Masih banyak yang percaya kepada pengobatan alternatif, tradisional, dukun, bahkan mitos keliru tentang kanker payudara.

Spesialis Bedah Onkologi dari RS Kanker Dharmais, Dr Sutjipto, Sp.B(K)ONK, mengatakan, kesadaran masyarakat mengenai penyakit ini memang masih rendah.

Itu terbukti dari hasil survei terhadap sejumlah wanita yang menerima penyuluhan mengenai kanker payudara dari Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta selama 2004-2005. Hampir 80 persen menyatakan belum mengerti pentingnya check up payudara. Hanya 10,5 persen yang menyadari perlunya check up payudara. Sisanya menjawab tidak tahu.

“Sebagian masyarakat masih percaya dengan mitos-mitos salah. Mereka lebih memilih menggunakan pengobatan herbal,” kata Sutjipto, di sela-sela seminar 'Pengenalan serta Deteksi Kanker Payudara', di Hotel Aryaduta, Jakarta

Informasi yang salah berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara. Agar tak terjebak dengan informasi yang salah, ketahui mitos dan fakta seputar penyakit ini:

1. Hanya menyerang wanita usia tua

Peneliti menyebut, 77 persen kasus kanker payudara muncul di usia lebih 50 tahun. Memang benar bahwa risiko kanker payudara meningkat seiring kedewasaan seseorang. Namun, kanker payudara dapat menyerang siapa saja di semua usia.

2. Makanan berlemak menjadi pemicu

Sejumlah penelitian tidak berhasil menemukan adanya hubungan langsung antara konsumsi makanan berlemak dan risiko kanker payudara. Yang terjadi adalah faktor kelebihan berat badan yang menjadi faktor risiko. Itulah mengapa perlu menghindari asupan lemak untuk menjaga berat badan ideal.

3. Penyakit keturunan

Setiap wanita berisiko mengidap kanker payudara. Sekitar 80 persen dari wanita yang terkena kanker payudara tidak memiliki riwayat kanker payudara dari keluarganya. Bertambahnya usia seiring bertambahnya usia organ tubuh merupakan pemacu risiko kanker payudara.

4. Deodoran memicu kanker

Tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa bahan aktif yang terdapat pada deodoran dapat memacu risiko kanker payudara. Hubungan antara kanker payudara dan deodoran tersebut merupakan informasi yang salah tentang anatomi dan kanker payudara.


Sumber : http://id.news.yahoo.com/viva/20101109/tls-mitos-seputar-kanker-payudara-34dae5e.html